h_earth

ketumpulan hati, kegersangan jiwa, kejenuhan dalam menjalani kehidupan... sesungguhnya berakar pada kedangkalan ibadah orang yang bersangkutan kepada Allah. (Rahmat Abdullah)

Saturday, July 15, 2006

sabtu ceria (again??)

Bismillah...

Hari ini ortuku dan si ina berangkat ke wonosobo.. soalnya kakekku sakit...
Setelah bis damri dtg di jalan paledang... aku balik ke rumah... yah di rumah cuma sama ijal..
Teruz.. setelah makan cabut ke kampus.. Soalnya ada acara FUKI buat nyambut maba PEDATI n PPKB... namanya seru.com.. Sayang sekali yg dateng cukup sedikit.. apalagi ikhwannya...
Tapi ya suw lah... Acaranya rame jg... keliling2 fasilkom..ke rektorat, menara air.. trus ke pinggir danau FIB..
di pinggir danau itu dengerin taujih dari ustadz... (mm.. nggak tau namanya). Tapi taujihnya bagus... Tentang masuk UI... yah.. setaun lalu mungkin dah pernah dengerin nasihat2/pesen2 kaya gitu... tapi tadi bagus... jadi mengingatkan kembali...
Bahwa kuliah adalah amanah... Amanah dari Allah.. dari ortu... dari rakyat Indonesia...(cie2)..
bahwa jadi mahasiswa jangan antara 3 tempat aja : asrama/kosan-BEM-jalan... di asrama/kosan istirahat, di BEM beraktivitas, di jalan demo...

Yah... gw lagi semangat di 'ilmy..........
sayang sekali gw gatau apa2 ttg sesuatu hal yg harusnya jd tanggung jawab gw....
But I miss doing things for academics....
halah...dah lama gak kuliah...
Yang lagi SP... ayo semangat.... hehehe...

8 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Hanya ingin menguatkan jalan yang hening sedang jalani....

Semoga Bermanfaat..

============================

Kisah sebuah Wortel, sebutir Telur dan secangkir Kopi


Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah
tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu
tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan
merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang
dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah
teratasi, akan timbul masalah baru.

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah
panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api
yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan
wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua,
dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu
sampai ketiga air di panci kembali mendidih.

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu.
Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring.
Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam
piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya
sambil berkata :” Katakan apa yang kamu lihat.”
Putrinya menjawab : “ Wortel, telur dan kopi.”

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan
wortel itu. “ Wortel itu menjadi lembek.” Ibunya
kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang
telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar

bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus.
Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi
yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan
keharuman kopinya. "Apa arti semua ini, ibu ?” tanya
putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda
itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu
direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda
punya reaksi berbeda.

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak
berperasaan.” Namun setelah direbus dia menjadi lunak
dan lemah. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah.
Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di
dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya
menjadi keras. Sedang butiran kopi adalah fenomena
unik, ia menjadi air setelah direbus.

" Termasuk yang mana kamu, anakku ?” kata ibu pada
putrinya. " Jika kemalangan mengetuk pintumu,
bagaimana kamu meresponnya ? Apakah kamu seperti
wortel, sebutir telur atau biji kopi ?”

Camkan Hal ini :

Termasuk yang mana aku ini ? Apakah seperti wortel
yang terlihat keras namun ketika dihadang masalah dan
kemalangan aku menjadi lemah dan kehilangan
kekuatanku ?

Apakah hatiku rentan seperti isi telur, namun ketika
“di didihkan” oleh kematian, perpisahan, masalah
keuangan atau ujian-ujian lainnya menjadikan hatiku
kuat ? Apakah dinding luarku masih terlihat sama namun
kini didalam aku menjadi seorang yang gigih dan
berjiwa keras ?

Atau aku mirip dengan biji kopi ? Biji kopi sebenarnya
mengubah air panas disekitarnya, yaitu keadaan yang
membawanya dalam kepedihan. Ketika air mulai mendidih,
maka dia mengeluarkan aroma dan rasa kopi yang nikmat.

Bila keadaan menjadi kian memburuk, mampukah kalian
mengubah situasi di sekitar menjadi suatu kebaikan ?
Ketika hari kian gelap dan ujian semakin meningkat,
apakah kalian mengangkat diri sendiri ke tingkatan
yang lain? Bagaimana kalian menangani masalah-masalah
hidup yang datang silih berganti ? Apakah kalian mirip
sebuah wortel, sebutir telur atau biji kopi ?

Semoga kalian mempunyai cukup bekal kebahagiaan untuk
membuat hidup terasa indah. Cukup ujian agar membuat
kalian kuat, cukup kesusahan agar kalian lebih
manusiawi, dan cukup harapan untuk membuat kalian
mampu bertahan hidup.

Ketika dilahirkan, bayi menangis disaat semua orang
tersenyum menyambut kehadirannya. Menangkan hidup ini
agar diakhir perjalanan nanti kita bisa tersenyum
ketika semua orang disekitar menangis.

Dunia ini memang panggung sandiwara, kita dan semua
yang kita lihat hanyalah ilusi yang penuh dengan
kiasan-kiasan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukanlah
seperti yang kita sangka. Kita hanyalah
bayangan-bayangan, pujilah Dia Yang mampu membuat
bayangan-bayangan bisa mendengar, melihat, merasa,
berbicara, dan berbuat apa saja. Bukalah hati, mata
dan pikiranmu semasa di dunia, karena siapa yang buta
hatinya di dunia, di akhirat nanti akan semakin dibuat
buta oleh Tuhan-nya…....

3:31 PM  
Anonymous Anonymous said...

Mungkin kalau pernah membaca pesan dari Imam Syahid Hasan Al-Banna :

Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri.

Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka,

jika memang tebusan itu yang diperlukan.

Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan terwujudnya cita-cita mereka,

jika memang itu harga yang harus dibayar.

Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami,

menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami,

dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa rasa berat di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini,

sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia,

lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami.

Kami adalah milik kalian, wahai saudara-saudara tercinta.

Sesaat pun kami tidak akan pernah menjadi musuh kalian.


==================================
ini adalah ungkapan yang sangat hebat. Bagaimana tidak, gambaran seorang aktivis memang akan mempersembahkan apa yang ia miliki untuk dakwah ini.Dia tidak mempermasalahkan dimana dia di tempatkan atau cocok kah dia dengan tempat itu, karena tujuan dia cuma satu yaitu: Ridho 4JJI

3:38 PM  
Blogger hening sept said...

Tentu...

dan akupun hanya ingin adil dan tawazun dalam menjalankan amanah2 ini...

ditempatkan di tempat yang tidak cocok atau tidak aku sukai?
sure... who cares?

dan akupun hanya ingin adil dan tawazun dalam menjalankan amanah2 ini...

2:10 PM  
Blogger krisna salyono sunardi said...

ning, blog adkesma alamatnya apa??
udah jadi blom??

12:22 PM  
Blogger le_ni said...

wuih ning siapa tuh ayah?
panjang amat postingnya? :P
Ayahnya ning bikin blog juga ya?
Hahahaha... :P

Ning... i dun like jellyfish!!!
Hehe... hanya kita yang tau yah ning? :P

3:39 PM  
Blogger hening sept said...

Ah,len... bisa aja lo... =9
wakakakak...
Semangat ya mbak...
uhibbuki fillah.. surely

krisna : hehehe... apa ya gw lupa namanya.. bikinin lg dong yg bagus... hehe

9:18 AM  
Anonymous Anonymous said...

This is very interesting site...
»

8:10 AM  
Anonymous Anonymous said...

Cool blog, interesting information... Keep it UP saab of greenwich Search for low airfare cost Fluoxetine fedex neurontin ticket broker Web server administrator highcliffe on sea bulk email

1:57 AM  

Post a Comment

<< Home