h_earth

ketumpulan hati, kegersangan jiwa, kejenuhan dalam menjalani kehidupan... sesungguhnya berakar pada kedangkalan ibadah orang yang bersangkutan kepada Allah. (Rahmat Abdullah)

Tuesday, June 12, 2007

Proaktif VS Reaktif

"sial! gara2 dia hari gw jadi kacau!"

Pernah denger orang ngomong gitu? Atau bahkan pernah ngomong gitu?
Menurut Steven Covey (bener gak ya nulisnya) dalam Seven Habits for Highly Effective Teen, omongan di atas itu adalah salah satu contoh sikap yang reaktif. Nih dia bahasa2 reaktif lainnya beserta arti di baliknya:

"aku emang gini kok"
--> bukan aku yang bertanggung jawab atas sikapku, aku tidak mungkin berubah, aku sudah ditakdirkan seperti ini

"kalo bosku tidak brengsek, pasti segalanya beda"
--> bosku yang menyebabkan semua masalahku, bukan aku

"terimakasih deh, kamu baru saja merusak hariku"
--> aku tidak dapat mengendalikan suasana hatiku sendiri, kamu yang mngendalikannya

"kalau saja aku punya bla..bla..bla.."
--> aku tidak dapat mengendalikan kebahagiaanku sendiri, keadaanlah yang mengendalikannya, aku harus mengalami keadaan tertentu baru bahagia

Nah, jadi apa sih sikap reaktif itu? Seperti namanya, reaktif berarti bersikap/bereaksi sesuai aksi yang mengenai dirinya (ini ngarang, kira2 aja). Misalnya, kalo ada orang yang ngomporin, maka otomatis dia akan tersulut dan jadi "panas". Artinya dia tidak memegang kendali atas dirinya sendiri, malahan dikendalikan oleh keadaan di sekitarnya. Orang reaktif dengan mudahnya menyalahkan orang lain atas kebetean yang dialaminya. Mereka tidak bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan senantiasa menjadi KORBAN.

Sebaliknya, proaktif berarti bersikap sesuai kehendak diri, tidak berdasarkan apa yang menimpanya (lagi2 ini ngarang). Orang proaktif memegang kendali penuh atas dirinya dan bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

Dalam buku "Life is Beautiful" (sapa ya yang nulis.. lupa namanya) juga tersurat perbedaan antara orang reaktif dengan proaktif. Ketika ditimpa suatu peristiwa, orang reaktif langsung bereaksi berdasarkan peristiwa itu. Sedangkan orang reaktif masih memiliki ruang antara aksi dan reaksinya. Ruang itu ia gunakan untuk berpikir sebelum bereaksi, sampai akhirnya ia mengeluarkan sikap yang terbaik.

Begitulah.. kalo dipikir2 tentu lebih enak jadi orang proaktif. Apapun yang terjadi, bisa tetep hepi. Karena sesungguhnya kendali atas diri kita ini ada di tangan kita sendiri. Kita bebas milih mo gimana. Yang terpenting bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan reaksi kita terhadap hal itu.

Hm.. masih belajar juga untuk menjadi proaktif!

Labels:

1 Comments:

Blogger Muhammad Ilman Akbar said...

insya Allah gw 80% proaktif.. kalo ada hal negatif dari orang, gw insya Allah ga terlalu terpengaruh.. tapi kalo ada hal-hal positif yang gw dapet dari orang, gw terpengaruh banget!

7:53 PM  

Post a Comment

<< Home